Sunday, August 24, 2014

Kabarlaki.com - Mungkin ada yang bilang memahami cinta seorang wanita itu amatlah sulit. Wanita itu penuh dengan misteri.

Mungkin salah satu dari kalian ada yang menggumam, “Kenapa aku sebagai lelaki yang sudah mapan belum juga mendapatkan wanita?”

Mungkin juga ada yang berpikiran begini, “Wajahku sebenarnya juga gak buruk-buruk amat, tapi kenapa tidak satu wanita pun yang mau jadi pacarku?”

Baiklah, sejenak lupakanlah pertanyaan dalam kepala kalian itu, mari kita sekarang memahami cinta seorang wanita secara ilmiah. Barangkali ini adalah sebuah jawaban yang selama ini kalian cari.

Cinta Seorang Wanita
Photograph: Getty Images (posed by model)
Cinta Seorang Wanita
Selama ini, mungkin kita beranggapan bahwa mencintai hanyalah urusan hati, cinta 100% adalah tentang perasaan saja. Tapi kenyataannya, mencintai adalah warisan dari leluhur melalui proses yang sangat panjang.

Maksudnya?

Sepanjang evolusi, otak manusia telah belajar memilih pasangan yang baik. Manusia menghabiskan 99% kehidupannya untuk keperluan berevolusi. Tantangan terpenting manusia selama perjalanan evolusi tentu saja adalah masalah reproduksi demi kelangsungan spesiesnya.

Bagi wanita leluhur primitif, mereka tidak hanya berpikir sekedar bagaimana cara memiliki anak bersama pasangan, tapi juga harus memikirkan apakah keturunan mereka mampu bertahan demi penyebaran gen mereka.

Wanita primitif yang salah langkah dalam melakukan reproduksi di masa dulu, tidak akan meninggalkan jejak di masa depan. Musnah. Akibatnya, struktur otak terbaik para wanita leluhur dalam memilih pasangan  dari zaman purba inilah yang bertahan dan kemudian menjadi struktur standar yang diwariskan kepada wanita modern sekarang ini.

Struktur otak terbaik itu telah tersandikan menjadi kode-kode sandi yang diwariskan ke dalam otak wanita generasi selanjutnya yang berfungsi sebagai sirkuit cinta neurologis. Dengan sirkuit ini, maka cinta seorang wanita akan mampu memilih pasangan sesuai kode sandi yang diwariskan dari wanita leluhurnya; yaitu kemampuan memilih pasangan yang bisa memberi keturunan terbaik; kuat dan sehat.

Sirkuit cinta neurologis itu akan aktif pada masa pubertas karena campuran berbagai neurotransmitter. Sirkuit cinta tersebut tersusun dengan sangat baik. Sehingga, wanita hanya akan menaksir lelaki berdasarkan sandi yang tersimpan tadi.

Jika wanita sudah bertemu dengan lelaki yang  sesuai dengan sandi yang ada dalam otaknya,  maka ia akan mengalami sengatan kimia yang disalurkan oleh neurotransmitter (senyawa kimia saraf). Sengatan neurotransmitter ini bekerja seakurat laser. Dan akhirnya, sengatan neurotransmitter inilah yang disebut dengan amukan asmara atau jatuh cinta.

Jika sengatan neurotransmitter ini tidak terjadi, jalinan cinta wanita dan lelaki tidak akan terjadi pula. Seperti halnya aliran listrik yang disambungkan melalui media kertas, maka tak akan ada aliran listrik. Hal ini juga menjelaskan mengapa seorang wanita hanya memilih tipe lelaki tertentu yang berbeda dengan pilihan wanita lain. Ya, karena setiap wanita memiliki ketentuan frekuensi berbeda atau sandi berbeda.

Wanita yang terkena sengatan neurotransmitter akan mengalami kegelisahan, kekhawatiran, sekaligus kegembiraan yang mengacaukan pikirannya.

Kenapa bisa begitu?

Sensasi cinta dapat menimbulkan rasa berjuta rasa. Yang pernah jatuh cinta pasti tahu bagaimana persisnya.

Saat wanita terkena sengatan neurotransmitter atau jatuh cinta maka otaknya tidak bisa digunakan untuk berpikir lagi. Ia benar-benar buta; tidak mau tahu semua kekurangan yang dimiliki oleh lelaki yang ditaksirnya. Meskipun wanita kaya dan lelaki yang dicintai miskin, meskipun ia cantik dan lelakinya jelek, ia akan tetap mencintainya. Sikap ini benar-benar di luar kesadaran. Jadi jangan heran kalau ada lelaki jelek tapi kok istrinya cantik. Ya, karena frekuensi mereka nyambung dan kode mereka cocok.

Aktivitas otak dalam keadaan mabuk cinta seperti itu berbahan bakar hormon dan neurotransmitter seperti dopamin, estrogen, oksitosin dan testosteron. Sirkuit otak wanita yang aktif ketika jatuh cinta sama seperti area otak seorang pencandu narkoba yang sedang sakau.  Bagian Amigdala (sistem untuk siaga dan takut) dan Anterior Cinguli Cortex (sistem otak untuk khawatir & berpikir kritis) ketika itu non-aktif ketika sirkuit cintanya sedang aktif. Jadi, sebenarnya, jatuh cinta dengan perasaan asmara yang menggebu itu pada dasarnya sama dengan mabuk ekstasi alami.

Berbagai gejala awal wanita yang sedang jatuh cinta pun sama dengan efek awal narkoba macam amfetamin, kokain; obat candu seperti heroin, morfin, atau oxycontin. Obat-obat tersebut memicu sirkuit reward di otak yang memicu pelepasan efek kimiawi. Sama dengan efek otak wanita yang sedang jatuh cinta menggebu.

Mabuk cinta yang begitu kuat membuat kepentingan, kebahagiaan, hidup orang yang dicintai menjadi sama penting, bahkan melebihi dirinya sendiri. Begitulah cinta seorang wanita jika sudah mencintai seseorang yang cocok dengan sandi di otaknya.

Pelukan Seorang Wanita
Photograph: Getty Images (posed by model)
Rindu & Pelukan Seorang Wanita
Rasa tersiksa saat perpisahan fisik pada orang yang dicintai bukanlah sekedar fantasi. Ini adalah rasa sakit akibat berkurangnya sengatan neurotransmitter. Kita terbiasa menganggap kerinduan bersifat psikologis, tapi sebenarnya hal ini bersifat fisik. Sama seperti kondisi otak yang sedang kekurangan narkoba.

Selama perpisahan, wanita yang sedang dilanda cinta itu selalu ingin bertemu dengan pasangannya. Begitu bertemu kembali, semua komponen rasa sakit dalam ikatan cinta itu dapat dipulihkan oleh membanjirnya kembali dopamin dan oksitosin dalam otaknya.

Dan, aktivitas pasangan seperti membelai, mencium, menatap dan memeluk bisa membangkitkan ikatan kimia cinta dan kepercayaan di otak wanita. Persis dengan efek yang diperoleh setelah mengkonsumsi narkoba.

Tindakan mendekap atau berpelukan melepaskan oksitosin di otak wanita, menimbulkan kecenderungan percaya kepada orang yang memeluknya. Tindakan ini membuat seorang wanita akan mempercayai segala sesuatu yang dikatakan oleh orang yang memeluknya itu. Bahkan seorang wanita bisa lebih percaya kepada orang yang memeluknya –meskipun baru kenal-- daripada mempercayai orang tuanya sendiri. Ya, hanya akibat pelukan!

Dalam sebuah penelitian mengenai pelukan, oksitosin secara alami dikeluarkan dalam otak wanita setelah pelukan berlangsung selama 20 detik. Oksitosin ini memicu sejumlah sirkuit kepercayaan di otak wanita semakin menguat. Selain pelukan, sentuhan, tatapan, berciuman,  orgasme ketika berhubungan seksual juga melepaskan oksitosin dalam otak wanita.

Itulah penjelasan tentang cinta seorang wanita secara ilmiah berdasarkan penjelasan dari seorang dokter Dokter Saraf, yang bisa kalian hubungi melalui akun twitter @ryuhasan jika ada pertanyaan.  


Ditulis oleh Mohammad Haris Suhud, pencinta buku yang suka berbagi pengetahuan. Ikuti akun twitter @harrissuhud untuk diskusi dan lain-lain.

0 comments:

Post a Comment